[Review] Stand by Me Doraemon

“Untuk semua yang memiliki masa kecil”

Kata-kata tersebut terus terngiang di kepala saya saat akan menonton film ini, dan sialnya, baik saya maupun kru JOI yang lain tidak sempat mempersiapkan tisu. Bila saya boleh ingatkan, tisu adalah sebuah barang yang paling penting yang harus kamu siapkan sebelum menonton Stand by Me Doraemon, karena bahkan orang sebesar saya pun bisa menangis, apalagi kamu.

Sebelum ini, Ryuukikun sudah menulis sebuah review dari film yang sama, dan banyak aspek yang sudah Ryuukikun jabarkan secara lengkap, namun saya akan berusaha untuk mengisi bagian-bagian atau memperkuat review dari Ryuukikun sendiri. Terutama bagian harus bawa tisu, wajib.

Film Stand by Me Doraemon terlaksana karena adanya kerjasama antara pihak Jive Entertainment bersama dengan bioskop Blitz Megaplex. Film ini dijadwalkan akan tayang di bioskop-bioskop Blitz Megaplex pada tanggal 10 Desember nanti. Bagi kamu yang takut kehabisan tiket, Blitz menyediakan layanan advanced sales yang sudah dimulai beberapa waktu lalu. Sekarang, mari kita masuk ke review Stand by Me Doraemon.

Sense of Nostalgia

Sungguh luar biasa betapa besarnya rasa nostalgia yang dibawakan oleh film Stand by Me Doraemon. Bagaimana mereka merekreasi sebuah dunia pada tahun 80-90an dengan cukup akurat dan kurang lebih akan membawamu kembali ke masa-masa saat Doraemon masih tayang di masa kecil kita.

Teknologi 3D CG yang luar biasa pun sepertinya bukan overstatement, karena saat mereka mempertahankan sisi ‘kartun’ dari Nobita dan kawan-kawan, mereka berhasil membuat banyak hal terlihat sangat ‘nyata’ bahkan untuk ukuran 3D CG. Tekstur dari setiap dinding, kayu, bahkan aspal jalanan pun tergambar dengan baik, memperlihatkan banyaknya waktu dicurahkan tim animasi pada detil-detil kecil ini.

Bikin nangis? Tentu saja!

Tidak usah menonton filmnya, hanya menonton trailernya saja sudah membuat banyak dari kita yang terenyuh karena kombinasi lagu dan adegan-adegannya. Namun ternyata filmnya punya banyak sekali adegan feels yang akan memeras hati kecil kita. Seperti yang sudah saya bilang dan akan terus saya tekankan, bawalah tissue bila kamu tidak ingin repot-repot menyeka air mata.

Stand by Me Doraemon membawakan banyak sekali adegan yang bisa memancing air mata, baik karena terlalu banyak feels, maupun terlalu banyak tertawa. Ya, Stand by Me Doraemon tidak hanya memiliki adegan sedih, tapi juga adegan-adegan yang mengocok perut sehingga kamu tidak bisa menahan air matamu. Saya pun tidak percaya dengan kemampuan film ini memeras air mata saya, tapi itulah kenyataannya.

Dikemas dengan indah dan pintar

Pada akhirnya, Stand by Me Doraemon, menurut saya, adalah sebuah film yang dikemas dengan sangat indah dan pintar. Merangkai banyak potongan cerita Doraemon menjadi sebuah kesatuan, namun tidak lari dari inti cerita merupakan sebuah kekuatan film ini. Saya yakin bagi kamu yang sudah menonton Doraemon sejak kecil, film ini akan menjadi sebuah film yang tidak akan terlupakan.

Film ini juga menceritakan perkembangan Nobita yang tadinya selalu bergantung dengan alat Doraemon, menjadi Nobita yang bisa mandiri tanpa kehadiran Doraemon yang harus selalu menolongnya. Film ini akan membuatmu merasa ingin menjadi seorang pribadi yang mandiri, and that’s a good thing. Walaupun dalam prosesnya, mungkin kamu harus menghabiskan 1 pak tisu, but it was all worth it.

Apalah artinya review ini tanpa lagu tema Doraemon yang mendengarnya saja sudah memberikan feels yang kuat.

Stand by Me Doraemon, adalah film sebuah film yang merangkai sebuah pengalaman menonton Doraemon yang sangat luar biasa menyejukkan, memeras kokoro, dan juga memberikan sebuah perasaan puas setelah menontonnya. Bagi kamu yang ingin menontonnya, mungkin kamu harus cepat-cepat berlomba untuk membeli tiket advanced sales, karena film ini pastinya akan cepat habis dibeli oleh para penggemar.

Terima kasih Jive Entertainment atas kesempatannya!