Serakore: Seifuku Khusus di Dalam Rumah

Pernahkah kamu terpikir untuk menggunakan seragam lamamu setelah lulus bertahun-tahun lalu? BIBI LAB (Bibirabo), brand barang online yang selalu menawarkan barang-barang unik dan kreatif, hadir kembali bersama koleksi terbarunya “Serakore.”

Serakore

Koleksi ini ditujukan bagi wanita dewasa yang tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk menggunakan seragam model sailor di masa mudanya maupun tidak memiliki keberanian untuk menggunakan seragam ini di hadapan umum seperti sedang cosplay.

Serakore dirancang untuk digunakan saat beraktivitas di dalam rumah, termasuk tidur. Seifuku (seragam sekolah Jepang) yang ditawarkan Serakore berbeda dengan seifuku biasa. Bahan yang digunakan adalah 60% katun dan 40% Polyester sehingga lebih lentur, nyaman, ruang gerak leluasa, dan mudah dicuci.

Serakore terdiri dari tiga desain seifuku jenis one-piece dress yang terinspirasi dari model seifuku tahun 70an hingga 00an, yaitu:

• Sukeban-style: Seifuku di tahun 70an-80an yang membuat wanita di usia 50an saat ini bernostalgia. Identik dengan rok panjang semata kaki. Sukeban adalah sebutan untuk pakaian dengan image bad girl pada tahun tersebut. Serakore Sukeban-style merupakan desain yang paling user-friendly.

Sukeban-style yang khas dengan image bad girl-nya

• Kogal-style: Seifuku di tahun 90an yang membuat wanita di usia 35an saat ini bernostalgia. Tren gadis muda (young gals) yang ada saat itu adalah kombinasi rok mini, pita dan kaos kaki longgar.

Kogal-style dengan rok mini-nya

• JK-style: Seifuku di tahun 00an yang membuat wanita di usia 25an hingga murid sekolah menengah atas dapat bernostalgia. Mirip Kogal-style, namun JK-style identik dengan rok lipit dan kaos kaki selutut warna biru navy.

JK-style yang menjadi desain seifuku terfavorit

Untuk mengeluarkan daya tarik koleksi terbarunya, BIBI LAB memilih seorang cosplayer ternama, Ayato Nikukyu sebagai modelnya. Aya difoto oleh fotografer Yukkey. Bagi kalian yang ingin tampil cantik seperti Aya dalam balutan Serakore, siap-siap untuk menyediakan uang kurang lebih 8000 yen atau sekitar 960 ribu rupiah.

Sumber: Kyodo News