Pemakaman Tomohiro Matsu Dilangsungkan Unik Dengan Peti Mati Bergambar Karakter Anime

May 10, 2016 15:30
Pemakaman Tomohiro Matsu Dilangsungkan Unik Dengan Peti Mati Bergambar Karakter Anime

Saya yakin para penggemarnya sudah berkabung beberapa saat lalu saat penulis Tomohiro Matsu meninggal tanggal 2 Mei lalu. Matsu adalah penulis dari beberapa light novel terkenal, termasuk PapaKiki dan Mayoi Neko Overrun. Kedua seri tersebut sudah diadaptasi ke dalam seri anime dan manga. Kematiannya di umur yang relatif muda, 43 tahun memang datang dengan sangat tiba-tiba.

Seperti selebriti pada umumnya, kematian Matsu hanya dipublikasikan sebagai akibat “sakit” yang dideritanya, tanpa mempublikasikan detil lebih dalam. Namun pemakaman Matsu jauh lebih terbuka bagi para pers dan penggemar.

JOI - kokubetsushiki upacaraUpacara kokubetsushiki (sumber)

Pemakaman di Jepang memiliki upacara-upacara pemakaman tersendiri sebelum akhirnya jasad mendiang dikremasi. Sebuah upacara bernama Kokubetsushiki diadakan, dimana para keluarga dan kolega dapat mengucapkan kata pengantar terahir sebelum yang meninggal akan pergi ke dunia sana.

Namun pada upacara tersebut, mungkin peti mati milik Matsu terlihat sedikit unik, karena berbeda dengan peti mati yang normal, peti mati Matsu terlihat lebih meriah. Berikut adalah beberapa foto yang diunggah oleh ilustrator Hiroshi Aizawa memperlihatkan kalau peti mati Matsu tidak sekedar kotak kayu saja.



Di sekitar peti mati miliknya, terdapat banyak karakter yang pernah muncul dalam cerita Matsu, beserta beberapa pesan terima kasih dari mereka yang kenal dengannya.

Di antara persembahan dari para pelayat, di atas peti mati terdapat sebuah topi staf Comiket, event doujinshi terbesar di Jepang di mana Matsu bekerja sebagai organizer sejak masa SMA-nya.



Memotret peti mati orang lain memang kurang sopan, tidak di Jepang, saya juga yakin tidak di belahan dunia lain manapun juga. Namun keluarga Matsu mengabarkan kepada para pelayat bahwa mereka tidak hanya diperbolehkan untuk mengambil foto, tapi juga mengunggahnya ke media sosial.

Dia memberi tahu kami kalau dia ingin upacaranya terlihat seperti festival,” menurut Aizawa. “Ini adalah kebangkitan dari genre baru: ita-coffin.” Hal ini sepertinya ingin mengatakan bahwa, walau Matsu sudah meninggal, dia ingin meninggalkan satu lagi karyanya untuk dunia, dan itu adalah ita-coffin.

sumber: Rocketnews

Sorry. No data so far.