[Review] Joker Game

June 24, 2016 16:10
[Review] Joker Game

Setelah season lalu kenyang mengembat banyak sekali anime bertema harem yang jualan waifu, di season ini saya lebih banyak menaruh perhatian kepada anime-anime yang lebih serius. Mungkin karena dosis waifu saya sudah cukup terpenuhi, tapi yang pasti bukan artinya orientasi seksual saya mulai melenceng ke arah tower of babel.

Salah satu anime terbaik di season ini menurut saya adalah Joker Game, sebuah anime yang diangkat dari novel misteri buatan Koji Yanagi yang berhasil memenangkan penghargaan Mystery Writers of Japan pada tahun 2009. Bercerita mengenai seluk beluk kehidupan mata-mata sebelum perang dunia kedua, pada awalnya harapan saya cukup tipis terhadap anime ini. Bayangan-bayangan mengenai mata-mata edgy dengan cerita generik perang espionase antar negara dengan gadget-gadget yang terlalu keren untuk masanya terbayang di kepala.

JOI - review joker game (8)

Thankfullyit’s nowhere near that. Mungkin perang espionasenya, tapi untungnya mereka bukan seri edgy yang penuh gadget modern. Joker Game adalah anime yang sangat realistis, dengan kehidupan dan lika-liku pekerjaan para mata-mata dari D-Agency yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Yuuki. Tidak hanya suka, tapi juga duka dan pedihnya pekerjaan sebagai mata-mata dipaparkan oleh anime ini, sayang sekali mereka hanya tayang selama 12 episode karena saya masih nagih ingin nonton lebih banyak lagi.

Cerita seri ini bertempat pada tahun 1937, di saat bunga api perang dunia kedua sedikit demi sedikit mulai terpercik. Jepang baru saja membuat sebuah organisasi mata-mata rahasia yang hanya diketahui segelintir petinggi militer. Organisasi tersebut bernama D-Agency dengan lulusan yang dengan mudah menyelesaikan latihan yang mendorong mereka ke batas fisik dan mentalnya. Di episode pertama, Letnan Sakuma menyebut mereka sebagai monster karena kemampuan mereka.

It doesn’t follow any main story, but it has stories to tell

Saya melihat ada beberapa orang yang berhenti menonton Joker Game di pertengahan musim, kebanyakan dari mereka menyerah karena Joker Game tidak memiliki cerita yang bersambung. Ya, seperti yang dijelaskan di 3 Eps Rule, Joker Game memiliki sebuah episodic nature yang berarti mereka menyiarkan cerita yang berbeda di hampir setiap episodenya. Namun saya yakinkan kepadamu kalau hal tersebut bukanlah masalah bila karena bila Joker Game mengikuti sebuah cerita bersambung, ceritanya akan menjadi sangat mainstream dan membosankan.

JOI - review joker game

Kalo-kalo ada yang butuh pengingat nama

Call me hipster for all I care, but Joker Game is on a league of it’s own. Joker Game berada di sebuah tingkatan tersendiri, karena gaya penceritaan mereka mengenai kehidupan mata-mata. Tidak hanya sisi keberhasilan mereka, tapi juga kegagalan dan bahkan kematian dari mata-mata tersebut. Kehidupan mata-mata yang tidak boleh diketahui siapapun, mengemban misi berbahaya demi kelancaran politik negaranya menjadi sebuah bumbu paling mengena dari seri ini.

Sebagai mata-mata, Joker Game juga tidak memiliki kekuatan-kekuatan aneh yang misterius dan super convenient dalam mengemban tugasnya. Mereka hanya mempercayai keahlian masing-masing dan menggunakan taktik untuk memperdaya musuh mereka. Mereka juga menjunjung tinggi moto “Don’t die, don’t kill” karena bila seseorang mati, maka polisi dan pihak-pihak merepotkan lain akan terlibat. Siapa yang tetap bisa selangkah lebih maju dibanding lawannya adalah yang akan memenangkan pertarungan tersebut.

Anime ini tidak memiliki pemeran utama yang tetap, namun secara misterius saya dapat merasakan empati yang dalam kepada setiap karakternya. Terutama Miyoshi. Bahkan terkadang, Joker Game tidak menggunakan mata-mata utamanya sebagai pemeran utama, tapi menceritakan kisah dari sudut pandang ‘musuh’ atau ‘orang luar’ organisasi. Variasi ini membuat seri Joker Game terasa sangat segar di setiap episodenya.

JOI - review joker game (5)

Saya merasa secara tidak langsung anime ini juga menertawakan militer Jepang di masa lalu, mereka yang mendoktrin tentaranya menjadi pasukan berani mati. Tentara Jepang saat itu juga dibuat percaya kalau mereka bisa memenangkan perang hanya bermodal semangat, walaupun di atas kertas kekuatan perang mereka jauh di bawah negara lain. In a way, mereka bahkan tidak menutupi kejelekan tentara Jepang pada masa perang dunia.

Testosterone Overflow

Bayangkan kamu menonton film The Expendables, namun sebagai ganti pria berotot dengan senapan mesin otomatis, kamu melihat sepak terjang gentlemen dengan setelan jas fancy dan segunung mind games. Bila Expendables menggunakan otot mereka untuk menerjang musuh, Joker Game adalah perang informasi antar negara untuk mendapatkan keunggulan atas negara lain. Walaupun keduanya adalah tipe film yang cukup berbeda, tapi ada 1 kesamaan yang saya rasakan saat menonton keduanya. Keduanya merupakan gambaran pria-pria sejati.

JOI - review joker game (3)

Ricoricorii berhenti menonton Joker Game di pertengahan seri dengan alasan “terlalu homo.” Saya bisa mengerti, mungkin dia selesai menonton sebuah episode dimana ada karakternya yang menjalin hubungan dengan pramuria transgender di Shanghai. Di episode tersebut pun saya sedikit tertegun, apakah saya akan banyak melihat adegan serupa di masa datang, tapi ternyata tidak. Joker Game keeps on blowing my mind with their superbly made stories and scenes.

Saya bisa pastikan Joker Game is nowhere near homo, berbicara tentang hubungan lelaki aura homo Bungou Stray Dogs masih lebih terlihat, dan jangan sampai saya harus meracau tentang Endride yang jauh lebih kental lagi aura homonya.

Superb production quality

Production IG, studio yang sudah menghasilkan karya-karya berkualitas seperti Ghost in the ShellKuroko no Basket, dan Psycho Pass tidak menyisihkan Joker Game seperti anak kemarin sore. Kualitas anime ini di setiap minggunya sangat konsisten, dan luar biasa bagus. Saya tidak pernah melihat ada wajah-wajah karakter yang kemudian menjadi tidak bisa dikenali karena animator-animator yang kehabisan budgetEverything looks sharp, from the crisp color, smooth transition, their unwavering expression, to their extra fine suit.

JOI - review joker game (9)

Selain memanjakan mata, mereka juga memanjakan kuping kita dengan lagu-lagu gubahan Kenji Kawai yang memberikan kedalaman suasana dalam anime ini. Saya juga akan merindukan baik lagu pembuka dan penutupnya yang tidak pernah saya skip satu kali pun. Baik ending ataupun opening-nya, yeah that’s just how good they are.

Pada awalnya saya sedikit ragu kepada Joker Game, karena menurut saya gambarnya terlalu serius untuk selera saya dan saya lebih memilih anime dengan gambar yang lebih moe dan diperankan bishounen. Tapi itu adalah anggapan yang salah, saya tidak akan bisa menganggap anime ini serius bila mereka menggunakan bishounen sebagai karakternya. Hats off to the original character designer, Miwa Shirow.

Guessing game galore

JOI - review joker game (6)

Setiap episode dari Joker Game selalu memiliki misteri-misterinya tersendiri, namun berbeda dengan seri detektif cilik yang tidak pernah tumbuh satu lagi; misterinya tidak selalu tentang kematian orang lain. Bagaimana seorang mata-mata bisa kabur di tengah markas musuh, bagaimana seorang mata-mata bisa memanfaatkan orang lain, atau bagaimana mereka bisa memanfaatkan keadaan supaya berpihak kepada mereka.

Film ini juga memberikan potongan-potongan puzzle tersendiri yang dapat kamu rangkai bila kamu cukup cermat. Walaupun tetap saja ada beberapa informasi yang berada di luar petunjuk yang diberikan, namun menebak-nebak apa yang akan terjadi berikutnya dalam anime ini selalu membuat penontonnya penasaran.

This smile

JOI - review joker game (4)

Kalau ada satu lagi alasan yang membuat anime ini begitu menarik adalah untuk melihat senyum kecil tapi glorious dari para karakternya. Senyum tersebut sepertinya licik, dan tidak jarang terlihat merendahkan orang lain, namun senyum itu juga bukti bahwa setiap karakter selalu berada beberapa langkah lebih di depan kita. Senyum yang memperlihatkan kepercayaan diri maksimal yang tidak dimiliki oleh seorang biasa. Bahkan untuk saya yang tidak biasa terpengaruh anime, Joker Game membuat saya ingin menjadi seseorang yang bisa merekahkan senyum tersebut.

Verdict: It’s more than just a game/10

JOI - review joker game (7)

Joker Game has exceeded my expectation and by far probably the best hidden gem this season has. Tapi saya sadar pendapat tersebut adalah sepenuhnya opini saya dan setiap orang dapat memiliki pendapat yang berbeda mengenai anime favorit mereka masing-masing. Namun saya yakin bagi kamu yang tidak memiliki alergi terhadap gambar-gambar yang tidak moeanime ini akan menjadi pengisi waktu yang berkualitas, baik bagi pria dan wanita.

Kualitas gambar dan musik yang memuaskan dipadu dengan cerita-cerita realistis kehidupan mata-mata yang terkadang tidak seindah yang diceritakan Hollywood adalah kekuatan utama dari Joker Game. Yes, I’m looking at you, James Bond. But every week it’s proven to be consistently stellar, and definitely not your run of the mill stories. Kalau kamu suka dengan seri mata-mata yang realistis atau bosan dengan genre anime yang itu-itu saja, atau malah bosan melihat protagonis yang sama dalam sebuah seri, cobalah untuk menonton Joker Game.

It might not be the anime of the season for you, but it is definitely the best out of them all, for me. I’m really sorry Ako.

Sorry. No data so far.