Inilah Tujuh Indikator ‘Bom Waktu Demografi’ Jepang

March 23, 2017 17:42
Inilah Tujuh Indikator ‘Bom Waktu Demografi’ Jepang

Dalam pengajaran tentang demografi penduduk, Jepang seringkali dijadikan contoh untuk penjelasan piramida penduduk yang bentuknya segitiga terbalik akibat populasi usia tuanya lebih banyak daripada usia muda.

Tentu saja demografi usia semacam ini menghasilkan berbagai masalah. Masalah ini disebut para ekonom sebagai “Bom Waktu Demografi”, dimana kombinasi dari resesi dan turunnya tingkat kelahiran mengakibatkan generasi muda yang terus terbebani berbagai biaya dan perundangan untuk mendukung penduduk usia lanjut. Yang dari tahun ke tahun beban ini semakin berat.

Indikator ini dapat terlihat dengan pemandangan sehari-hari Jepang seperti:

1. Popok dewasa lebih laku dibandingkan popok anak

bom waktu demografi 1

Indikator yang cukup depresif mengenai tingkat kematian dan kelahiran negara ini. Hal ini sudah terjadi sejak 2011. 26,7% populasi Jepang berusia diatas 65 tahun, naik 3,7 poin dibandingkan enam tahun lalu.

2. 2016 memiliki angka kelahiran terendah dari 117 tahun Jepang

bom waktu demografi 2

Sejak tahun 1889 angka kelahiran selalu diatas satu juta, namun 2016 hanya bisa mencapai 980.000 kelahiran. Sebagai perbandingan angka kematian 2016 adalah 1.3 Juta Orang.

3. Kebanyakan orang tidak mampu lagi mengasuh orang tua mereka

bom waktu demografi 3

Akibat berbagai tekanan ekonomi, para orang dewasa di Jepang tidak mampu mengasuh orang tua mereka dan menitipkan mereka pada yayasan ataupun rumah sakit. Dimana orang tua tersebut ditinggal dan tidak pernah dikunjungi lagi. Untungnya menurut sebuah yayasan kasus ini per tahunnya dibawah seratus kasus.

4. Penjara berubah menjadi panti jompo

bom waktu demografi 5

20% dari tindak kriminal Jepang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut. Seringkali tindak kriminal dilakukan agar mereka bisa mendapat asuhan di penjara. Setelah keluar dari penjara mereka seringkali kembali akibat keluarga atau kerabat yang tidak mampu merawat mereka atau karena mereka tidak memiliki apa-apa lagi.

5. Para ahli sudah memproyeksikan kapan orang Jepang punah

bom waktu demografi 4

Diprediksi populasi Jepang akan turun sebesar 34% di 2100 akibat rendahnya tingkat kelahiran dan imigrasi. Para ahli juga mengkalkulasi jika tren ini terus berjalan, tidak akan ada lagi orang Jepang pada tanggal 12 Agustus 3776

6. Orang langsung menikah tanpa kencan

bom waktu demografi 6

Akibat tidak punya waktu untuk menjalin hubungan akibat kesibukan kerja, kebanyakan orang dewasa di Jepang langsung menikah dengan teman mereka yang dirasa sudah dekat. Memang di negara lain juga sering ada pasangan yang membuat janji akan menikah bila masih single saat berusia 30 tahun atau lebih, hanya saja di Jepang hal ini terjadi saat usia 20 tahun.

7. Karyawan mati karena kebanyakan bekerja

bom waktu demografi 7

Jepang memiliki kata tersendiri untuk mendeskripsikan kematian akibat terlalu banyak bekerja, yaitu Karoshi. Menurut sebuah survey dari 10.000 karyawan Jepang, 20% dari mereka bekerja lembur sampai 80 jam tiap bulannya. Pemerintah Jepang sendiri sudah banyak memberikan anjuran pada para perusahaan untuk memberi karyawan mereka lebih banyak waktu luang, namun melihat resesi yang berkepanjangan, nampaknya hal ini sulit dilakukan perusahaan bila mereka ingin bertahan.

Jepang adalah ekonomi terbesar nomor 3 di planet ini. Bila bom waktu demografi ini tidak segera ditanggulangi, efeknya dapat berpengaruh ke seluruh dunia.

Sumber: Business Insider

Sorry. No data so far.