‘Jin’, Kisah Seorang Dokter Modern yang Terlempar ke Masa Lalu

January 9, 2018 15:37
‘Jin’, Kisah Seorang Dokter Modern yang Terlempar ke Masa Lalu

Sejak lama, era samurai merupakan salah satu tema favorit saya. A big part of it was a responsibility held by the famous manga, Rurouni Kenshin. Sejak menonton seri tersebut, sepertinya saya tidak pernah menolak bila diberikan seri bertema samurai di masa lalu. Karena itu, saya tidak bisa menolak saat diberikan sebuah kesempatan untuk membuat review volume pertama dari seri manga Jin oleh Mangamon.

Seri ini merupakan sebuah seri yang eksklusif dijual versi digitalnya saja di Indonesia. Kamu dapat menemukan seri ini dan membelinya dari situs MangaMon dengan mengikuti tautan ini.

Manga ini merupakan sebuah manga buatan Motoka Murakami yang berjalan mulai dari tahun 2000 sampai ke tahun 2010. Manga ini adalah sebuah award winning manga. Pada tahun 2011,  Jin berhasil memenangkan penghargaan Osamu Tezuka Cultural Prize yang bergengsi.

Manga ini memiliki genre seinen dan saat ini versi Inggrisnya juga dijual oleh Murakami lewat halaman Patreon miliknya.

Jin adalah sebuah manga yang bercerita mengenai seorang dokter rumah sakit ahli bedah yang terlempar ke masa lalu setelah mengobati pasien misterius. Jin Minakata adalah nama dokter tersebut, yang tentunya menjadi judul dari seri ini sendiri.

Jin mengangkat sebuah tumor misterius dari sebuah pasien tanpa nama. Namun di suatu malam, karena sebuah insiden, dia jadi terlempar ke masa lalu.

Terlempar ke masa lalu, tepatnya di akhir era bakumatsu dan hanya beberapa tahun menjelang pergantian ke era Meiji, Jin langsung menemukan dirinya di sebuah keadaan yang mengharuskannya untuk langsung menolong seorang samurai yang terluka.

Beruntung, dia membawa beberapa peralatan kedokteran yang penting untuk menyelamatkan pasien tersebut.

Bagi saya, ada beberapa hal yang membuat Jin sangat berkesan walaupun hanya volume pertamanya saja. Yang pertama adalah bagaimana Jin dapat menjembatani perbedaan budaya antara kedua masa. Sebagai orang dari masa depan, tentu kebudayaan yang dianut Jin dan Jepang di masa bakumatsu jauh berbeda.

Masa-masa feudal Tokugawa yang menutup Jepang dari dunia luar membuat orang-orang Jepang jauh lebih konservatif dan kuno. Batasan-batasan nilai yang berbeda, serta tabu menjadi halangan Jin dalam menolong orang di masa tersebut.

Kedua adalah penggambaran karakter-karakter di masa lalu. Bagi kamu yang pernah membaca Nobunaga Concerto mungkin bisa melihat bagaimana peran Katsuei Shibata yang keras seperti dalam sejarah, namun di sisi lain bisa jadi lebih cengeng daripada yang lain.

Atau bagaimana Nobunaga sendiri yang diisi perannya oleh Saburou, seorang murid SMA dari masa depan. Nobunaga dalam seri tersebut lebih ‘segar’ daripada Nobunaga lain yang diceritakan lebih kejam dan tidak kenal ampun.

Selain itu, yang ketiga adalah penjabaran cara penanganan penyakit dengan bahan dan alat seadanya. Karena terbatasnya peralatan dan bahan yang dibawa oleh Jin ke masa tersebut, tentu dia harus improvisasi dengan bahan-bahan yang ada.

Misalnya menggunakan gula merah dan garam untuk minuman isotonik, atau cara menangani campak dengan tepat saat wabah campak menundukkan Edo. Hal ini bisa jadi sangat berguna di masa depan.

Jin juga takut kalau aksi-aksi yang dilakukannya di masa lalu dapat mengubah roda sejarah. Para penonton seri Bokumachi mungkin mengerti. Karena aksi-aksi Satoru yang terlempar ke masa SD, dia berhasil menggagalkan beberapa percobaan pembunuhan kepada teman-temannya.

Jin galau setiap nyawa yang diselamatkannya berpotensi untuk mengubah sejarah Jepang ke depannya.

Bagi saya, Jin akan menjadi sangat menarik bila kamu senang dengan manga-manga dengan tema sejarah, kedokteran, atau time travel. Lebih tepatnya sejarah Jepang, karena saat itu Jepang masih asing dengan pengobatan ala barat yang dibawa oleh Jin.

Konsep seorang dokter dengan ilmu modern yang sudah jauh lebih advanced dari masa tersebut, namun masih bisa menggunakan alat seadanya untuk mengobati orang-orang di sekitarnya.

Tentu, dokter bukanlah Tuhan dan masih ada juga orang-orang yang tidak bisa diselamatkan olehnya. Sisi gelap namun real seperti ini juga menjadi salah satu alasan kenapa saya ingin membaca kelanjutan dari manga yang satu ini.

Sorry. No data so far.