Pencuri Osaka Tertangkap Karena Tidak Mampu Mendapatkan Masker

August 19, 2020 12:07
Pencuri Osaka Tertangkap Karena Tidak Mampu Mendapatkan Masker

Sekitar tengah malam pada tanggal 23 April, seorang pria berusia 66 tahun membobol restoran yakiniku yang tutup karena pandemi. Dia membuka jendela mengambil brankas dan pulang setelah tiga menit.

Pemilik restoran yang kehilangan brankas dengan 20.000 yen di dalamnya tentu melapor polisi yang meluncurkan penyelidikan. Rekaman keamanan restoran diselidiki dan pelaku ternyata hanya memakai topi baseball, tanpa topeng atau kacamata hitam, salah satu detektif langsung mengenali wajahnya. Pelaku ternyata penjahat karier yang ditangkap beberapa tahun lalu karena menggunakan dapur untuk menumpang masak saat merampok restoran. Ini jenis kasus yang membuatnya mudah diingat pihak berwajib.

Pelaku dengan mudah ditahan pada 14 Mei. Dalam interogasi pria itu mengaku, “Saya pikir saya mungkin tertangkap kamera keamanan, tetapi saya tidak bisa mendapatkan masker di mana pun karena virus corona.”

Secara total, pria itu menghadapi 24 dakwaan perampokan sejak September 2017, dengan total ganti rugi 1,73 juta yen. Namun, tersangka juga mengakui bahwa efek dari pandemi telah mengganggu pendapatannya. Dalam empat pencurian yang dia lakukan selama bulan April, dia hanya memperoleh 37.000 yen.

“Mengerikan karena penjualan di restoran terlalu rendah,” katanya kepada polisi, “mungkin karena virus corona.” Dia kemudian menambahkan, “Siapa yang mengira virus corona juga membuat maling merugi?”

Tidak jelas mengapa pelaku gagal mempertimbangkan kain, topeng, dan penutup wajah lainnya. Namun melihat dia adalah kriminal kambuhan di usia 66 tahun, nampaknya perencanaan jangka panjang bukan sesuatu yang dia kuasai.

Perlu diketahui juga bahwa April adalah periode di mana persedian masker belum banyak, saat ini Jepang memiliki cukup persediaan.

Selain itu, kisah pencuri ini menunjukkan dampak COVID-19 yang sering diabaikan terhadap tingkat kejahatan di Jepang. Menurut kepolisian, kriminalitas pada semester pertama tahun 2020 turun 15,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tampaknya kurangnya pergerakan masyarakat telah menciptakan lebih sedikit peluang untuk mencuri, tetapi pemilik bisnis masih diperingatkan untuk tidak meninggalkan barang berharga di toko-toko tutup yang telah menjadi target utama.

Sumber: Soranews