[Midseason Review] Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha

August 26, 2023 16:31
[Midseason Review] Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha

Halo pembaca JOI yang setia! Sudah lama terakhir kali JOI merilis ulasan terkait anime yang sedang tayang pada musim itu juga. Hehehe, soalnya sudah ada JOI Spotlight yang merangkum uneg-uneg para penulis di sini. Jadi, kalau kalian mencari review, tetapi versi lite-nya, bisa langsung gas ke sektor JOI Spotlight di sebelah sini.

Di antara semua anime yang tayang di musim panas ini, ada satu judul yang membuat saya tertarik untuk mengulasnya dalam bentuk Midseason Review yang sedang Anda baca ini. Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha merupakan anime hasil adaptasi novel ringan karangan Okemaru dengan ilustrasi oleh Saba Mizore. Studio Gokumi dan AXsiZ kembali berkolaborasi dalam membuat anime yang bisa kita tonton.

Dalam gambar ini tidak ada yang namanya Sajou Wataru.

Anime menceritakan Sajou Wataru yang menyukai teman sekelasnya, Natsukawa Aika. Wataru begitu ekspresif dalam mengungkapkan rasa cintanya secara terang-terangan kepada gebetannya dan selalu ditolak. Menyadari caranya tidak akan berhasil, Wataru akhirnya mulai memberi jarak dengan Aika dan menghentikan sikap menggebu-gebunya yang dilakukannya selama ini. Hal inilah yang membuat Aika penasaran dan mencoba mencari tahu Wataru lebih dekat dengan sikap tsunderenya.

Agar tidak membuat kalian menunggu lebih lama, saya langsung skak saja di awal. Anime ini ampas. Jadi, kalau kalian ingin tahu mengapa saya tidak bisa menahan judge di bagian awal artikel, simak ulasannya di bawah ini.

Saya Sudah Sering Lihat Anime Ampas, Tetapi Baru Yang Ini Bikin Saya Malas

Biasanya di setiap musim, ada satu anime ampas yang selalu mencuri perhatian. Contohnya di musim kemarin ada anime Lord Yuuya dengan segala keajaibannya atau Mobuseka yang pernah saya review dalam artikel ini. Meski ampas, anime itu tetap saya tonton sampai akhir. Alasannya karena entah kenapa saya bisa memuaskan diri melampiaskan energi negatif dengan hadirnya sebuah anime ampas. Penjelasannya lebih lengkapnya bisa kalian baca di artikel ini.

Lain halnya dengan anime ini. Yumemiru Danshi sebetulnya sukses membuat saya merasakan guilty pleasure menonton anime ampas seperti kebanyakan judul yang pernah saya tonton. Namun, lama-kelamaan saya kehilangan rasa itu. Hal inilah yang membuat saya penasaran, kok bisa ada anime ampas yang membuat saya malas nonton. Apakah saya sudah bertobat dari hujat menghujat anime?

Tidak, bukan itu jawabannya. Anime ini memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh anime ampas lainnya. Masalah itu adalah soal keberlangsungan cerita.

Tiba-tiba muncul karakter baru yang ngambil hampir keseluruhan episode. Minggu depannya gitu lagi, ada yang baru.

Jika Anda menonton episode 1, kemudian melanjutkan ke episode 2, Anda akan menemukan sebuah jembatan putus di antara kedua episode. Jembatan itu mungkin ada, tetapi hanya disambungkan dengan sebuah benang tipis. Artinya, tiap episode tidak bisa saling melengkapi dengan baik seperti tontonan pada umumnya.

Ketika muncul episode baru, anime ini selalu menceritakan hal baru yang agak jauh dari bahasan episode sebelumnya. Saya tidak bisa melihat apa itu arc ataupun mini story dalam animenya. Padahal, alurnya itu maju terus. Mau dikatakan ada skip, juga sepertinya bukan. Memang animenya saja yang gagal membuat keberlangsungan cerita yang enak ditonton oleh penonton.

Hal yang paling menjengkelkan lainnya yang saya temukan adalah transisi antar scene dalam animenya yang cacat. Cut ke lagu ending juga tidak pas. Padahal sutradaranya, Koga Koizumi sudah berpengalaman di nama-nama besar seperti Re: Zero dan Steins;Gate 0.

Asli, di bagian ini saya bingung, apanya gunanya Aika merapikan rambut Wataru kalau hasilnya sama.

Seharusnya, yang namanya transisi tidak sulit dibuat dan membutuhkan effort yang ekstra. Sayangnya, anime ini tidak menyediakan transisi yang matang dalam perpindahan scene. Sudah animasinya malas, transisi zonk pula. Anime ampas lain saja masih bisa menyediakan transisi yang layak, loh.

Poin-poin di atas tentu saja belum cukup untuk menenggelamkan anime ini dalam penilaian buruk versi saya. Animasi kualitas receh, cek. Karakternya nyebelin, cek. Bahkan soal audio yang jarang saya kritik, itu bisa saya lepaskan ocehan saya setelah sekian lama saya tidak komplain soal bagian ini. Intinya, ini menjadi salah satu yang pengalaman saya paling buruk ketika nonton anime ampas. My expectations were so low, but they really made it deeper than Mariana Trench.

Setitik Cahaya dari Dasar yang Dalam

Karena kehilangan motivasi menonton, saya pun memutuskan berhenti untuk melanjutkan anime ini sebelum mencapai pertengahan musim. Status itu bertahan setidaknya dua tiga minggu sampai seorang malaikat hadir di anime itu. “Wah, karakter LSBH, ini fetish saya”, tukas saya mencoba menguatkan hati untuk menonton.

Malaikat cantik jatuh dari langit.

Walhasil, tipe idaman waifu tidak pernah mengecewakan. Jembatan yang tadinya tipis mulai terajut lebih baik. Saya bisa kembali menonton anime ampas ini dan bertahan sampai menulis ulasan ini. Memang, sejelek apapun anime, pasti ada poin positifnya, dan di sinilah saya menemukannya. Mungkin terdengar subjektif, tetapi banyak orang yang bisa menemukan alasan menonton anime jelek karena ada hal yang disukainya. Kalau kamu tidak mendapatkannya, tinggalkan saja anime ampas itu!

Sempat membuat saya bersemangat, anime ini kembali jatuh ke dasar jurang pada episode terbarunya. Saya hampir lupa kalau tiap episode punya jembatan prematur untuk menjelaskan keberlangsungan ceritanya. Karakter yang saya sukai memang karakter yang mungkin hanya numpang lewat sekali. Namun, pesonanya tidak dapat digantikan dengan yang lain. Kehilangan waifu semata wayang membuat motivasi hancur dan akhirnya saya berniat mengangkat review ini.

Sungguh, nyaris tidak tersisa untuk meneruskan anime ini. Kalaupun ada, paling hanya rasa sayang karena sudah mengorbankan 24 x 8 menit saya untuk menonton anime ini.

Verdict: Dear Staff, Please Just Rest/10

Saya mengerti Koga Kazuomi dan kolega lelah mati-matian membuat banyak anime di tahun ini. Musim ini saja, Koga menyutradarai 2 anime sekaligus di musim ini, salah satunya Tenpuru. Gokumi dan AXsiZ juga mengambil dua anime dalam musim yang sama, dalam hal ini Jidou Hanbaiki sebagai pasangan dari anime ini. 

Walau demikian, ada banyak anime yang dikerjakan oleh tim produksi yang mempunyai jadwal brutal, tetapi masih tetap bisa diterima kekurangannya. Anime yang jelek visualnya seperti Kamikatsu saja bisa diterima, kok, asal ceritanya masih enak diikuti.

Yumemiru Danshi bisa dikatakan gagal menghadirkan sebuah anime yang enak ditonton. Kalaupun ada yang bisa ditonton, itu karena ada orang yang mengapresiasi pesona karakter dalam animenya. 

Di JOI Spotlight terbaru, nantinya saya akan memperjelas betapa bobroknya transisi dalam Yumemiru Danshi ini. Kalau soal audio pernah saya bahas di JOI Spotlight edisi ini. Sisanya kalian bisa cek dengan mata kepala sendiri, apakah anime ini betulan ampas atau tidak.

*Artikel ini merupakan bagian dari trilogi yang dibuat penulis untuk anime Yumemiru Danshi wa Genjitsushugisha. Jika ada tautan yang belum bisa dibuka, harap bersabar dan datang kembali di kesempatan berikutnya*