[Review] Houseki no Kuni

January 7, 2018 15:49
[Review] Houseki no Kuni

Satu kata yang saya rasa paling tepat untuk mendeskripsikan Houseki no Kuni” adalah “Kontras”, baik dari segi cerita maupun visual. Anime 3DCG yang popularitasnya melonjak di akhir blok musim gugur ini berhasil mengungguli harapan berbagai pihak lewat misteri, casting karakter yang bagus, kompetensi tinggi dalam sinematografi, dan kualitas adaptasi yang sangat bagus.

Seperti biasa saat saya merekomendasikan seri ini, saya sadar ada pihak yang sepenuhnya menolak keberadaan 3DCG di medium anime. Oleh karena itu sebagai gantinya saya menganjurkan untuk melihat manga-nya yang juga sangat bagus dan unik. Beberapa poin di bawah berlaku baik untuk manga dan anime-nya.

Houseki no Kuni adalah seri yang sangat sulit diadaptasi berkat visualisasi manganya yang sangat unik berkat penggunaan kontras hitam putih dan adegan aksinya yang melibatkan pertarungan dengan berbagai mahluk aneh. Wajar saja preproduksi selama 2 tahun dilakukan oleh studio Orange untuk mencari metode terbaik adaptasinya, baik di sisi animasi maupun penceritaan misterinya. Melihat respon positif dari anime-nya saya optimis bahwa Orange sukses menghadirkan sebuah karya yang sangat kompeten.

The Ruined World and Sterile School

Di dunia yang sudah hancur 6 kali, para mahluk berlian yang dipimpin sosok berwujud biksu bernama Kongou mencoba bertahan dari penyerang dari bulan yang sudah beberapa kali menculik kaum mereka. Phosphophyllite yang baru berumur 300 tahun, dan membuatnya menjadi berlian termuda; terlalu rapuh untuk bertarung dan terlalu ceroboh sebagai staf pendukung ditugaskan Kongou untuk menyelidiki dunia dan membuat ensiklopedia. Hal ini merupakan kesalahan besar karena Phos menemukan berbagai fakta menyakitkan dari dunia ini.

Hal yang perlu dipahami dari para karakter seri ini adalah mereka bukan manusia, mereka pada dasarnya adalah sekelompok mikroorganisme yang menggunakan berlian sebagai cangkang. Mereka secara teknis tidak dapat mati karena kalaupun mereka hancur mereka bisa merakit ulang badan mereka dengan berlian yang relevan. Hanya saja apabila sudah terlalu banyak bagian tubuh mereka hilang akibat erosi, dicuri, dan berbagai kecelakaan lainnya mereka akan kehilangan ingatan mereka.

Melihat karakter utama kita ini terus menerus hancur baik secara batin dan fisik, pertanyaan tentang apakah diri mereka tetap akan sama bila tubuh mereka terus hancur dan berganti adalah salah satu topik utama seri ini. Anime-nya memang memiliki eksekusi komedi yang lebih bagus berkat performa para seiyuu-nya dan dialog yang tajam, namun perlu ditekankan bahwa Houseki no Kuni adalah sebuah cerita tragedi, dan bagaimana tragedi tersebut merubah seseorang.

The Upbeat Student and Tortured Seeker

Tiap berlian di seri ini walaupun memiliki umur sampai ribuan tahun bisa memfokuskan diri mereka terhadap sebuah obsesi. Seperti Bort yang menjadi kuat untuk melindungi Diamond, Rutile yang menjadi dokter karena ingin menghidupkan Padparadscha, Alex yang menjadi spesialis Lunarian akibat hilangnya Chrysoberyl, dan Phos yang cukup apes untuk terobsesi mencari kebenaran karena hal ini akan membuat terlibat dengan pertarungan yang tidak dia inginkan.

Cinnabar/Shinsha dan Diamond adalah dua berlian selain Phos yang mendapat fokus besar pada musim pertama ini. Cinnabarmerupakan berlian yang paling ditakuti karena menghancurkan semua yang dia dekati, namun memiliki empati yang sangat tinggi. Dirinya adalah checkpoint dari pertumbuhan Phos karena Cinnabar masih tetap orang yang sama  walaupun Phos sudah banyak berubah. Sementara Diamond walaupun dianggap sebagai senpai yang paling disayangi dan baik hati memendam rasa iri dengki yang tajam terhadap Bort. Baik dari desain dan karakterisasi, Diamond adalah karakter favorit saya dari anime musim gugur 2017 kemarin.

Penderitaan Phos adalah penggerak utama ceritanya, mulai dari perasaan bahwa dia tidak berguna, trauma dari kematian Antarcticite, hingga kesadaran bahwa sang “Ayah” tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Penderitaannya akan terus berlanjut dan saya yang sudah membaca kedepan sendiri kagum dengan bagaimana bencana yang dia terima terus memburuk.

Melihat jatah penayangannya yang “hanya” 12 episode, season pertama ini memutuskan untuk berfokus pada perubahan Phos dibandingkan dengan misteri para Lunarian yang ujung-ujungnya digunakan sebagai sequel hook, dimana Phos akhirnya lebih aktif menyelidiki latar belakang para Lunarian dan Kongou. Saya juga sangat mengapresiasi performa Tomoyo Kurosawa yang bisa membawakan baik Phos yang naif dan komedik sampai Phos yang dibebani oleh Trauma.

The Mourner in Black and Invader in White

Perlu saya tekankan bahwa ini bukan berarti seri ini sukses karena 3DCG, seri ini sukses berkat manajemen yang baik karena satu hal yang sangat dibutuhkan industri anime adalah waktu produksi yang masuk akal. Kita bisa lihat sendiri hasil dari preproduksi yang mencukupi karena tidak ada satupun episode yang lemah dari musim penayangan pertama Houseki no Kuni kemarin.

Satu hal yang paling jelas terlihat dari visualisasi anime-nya adalah para Lunarian yang berwarna putih dan faksi berlian yang mayoritas menggunakan baju hitam. Lewat wawancara telah dikonfirmasi bahwa baju hitam ini merupakan baju berkabung, dan untuk kalian yang penasaran kenapa baju berkabung kok seseksi ini, saya juga nggak tahu mesti nyalahin Beryl atau Kongou.

Berkat pemberian warna tersebut momen aksinya dapat lebih mudah diikuti berhubung mayoritas aksinya melibatkan para berlian bergerak di area yang mayoritas berwarna putih seperti salju, sekolah, dan “tubuh” para Lunarian. Untuk sesi dialog filter warna adegannya juga berubah mengikuti warna karakter yang menjadi fokus adegan.

Verdict: Phos is dead, long live Phos.

Saya punya harapan tinggi pada anime ini saat episode pertamanya tayang, dan anime ini terus mengungunggulinya di tiap episode yang sudah tayang. Episode terakhirnya memang tidak se-wah episode sebelumnya dalam aspek aksi, namun episode itu lebih memilih untuk memperlihatkan kontras Phos dari awal cerita sampai ke titik terakhir ini. Walaupun ceritanya sendiri adalah sebuah tragedi, para karakter yang sangat likable, timing dan delivery komedi yang bagus, serta sinematografi aksi yang kompeten membuat Houseki no Kuni menjadi anime favorit saya untuk musim gugur kemarin.

Pada tahun 2017 kemarin dua kejutan terbesar seri anime berasal dari seri 3DCG, yang pertama lewat Kemono Friends berkat hati dari ceritanya walaupun kualitas produksinya pas-pasan, dan Houseki no Kuni yang kompeten di segala aspeknya. Saya harap kita bisa segera dapat seri 3DCG besar berikutnya dalam waktu dekat.

Nugrahadi

“GILA” adalah satu-satunya kata yang mungkin paling dekat untuk mewakilkan apa yang saya rasakan sehabis menonton anime ini, dan itu pun masih kurang kayaknya. Adaptasi dari manga pemenang penghargaan yang saya drop pas baca pertama kali karena ga tahu apa bagaimana, dan akhirnya menjadi salah satu cerita yang paling saya tunggu kelanjutannya setelah nonton 2 episode animenya.

Mungkin sulit jadi “Anime of the Year” atau jadi anime yang banyak menghiasi timeline kita untuk dibahas karena tidak lebih “menjual” dibanding anime lain yang jelas lebih umum diterima berbagai fans, tapi Houseki no Kuni berhasil membawa 3DCG Anime ke jenjang yang jauh lebih tinggi lagi. Future of Anime? mungkin belum. Tapi anime yang bagus? Bagus is an understatement buat Houseki.

Permainan 3DCG yang mantap dan berhasil mewakilkan visual dari manga-nya dengan sangat baik, soundtrack yang khas dan mumpuni, karakterisasi para seiyuu yang luar biasa, (Sakit gak sih pas sadar betapa kontrasnya Phos di episode 1 sama Phos paska Antarc? Hope and Optimism gone)

Satu-satunya kekurangan anime ini adalah dia tidak lanjut lebih lama. Saya gak tahu prospek season 2-nya karena sejauh yang saya liat, Houseki tidak banyak jual-jualan merchandise atau apapun yang biasa digunakan anime lain untuk mengeruk dana yang bisa dipakai season 2. Tapi saya harap ada yang borong permata kolaborasi Houseki yang dijual di Jepang itu karena kayaknya 1 set permata itu bisa buat produksi season 2.

Arc Lapis Lazuli plis datanglah!!